Archives June 2024

Pagelaran Sabang Merauke 2024, Ajang Persaingan 50 Penari Daerah

Jakarta – Dilansir dari laman berita Liputan6.com, iForte dan BCA telah menyelenggarakan acara yang bertajuk Pagelaran Sabang Merauke The Indonesian Broadway di tahun 2024 ini. Konsep yang digagas adalah kolaborasi antara musik dan tarian dari berbagai daerah yang ada di Indonesia. Secara detail, penyelenggaraannya mengusung teatrikal kolosal yang menceritakan perjalanan Pahlawan Nusantara dari Sabang sampai Merauke. 

(Sumber : https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQF2LMuCY4HKlubc-a_w1X-QdeH69UJx6wnSA&s )

Rangkaian acara ini meliputi audisi penari yaitu “The Audition” yang bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi para penari daerah untuk menunjukkan kemampuannya lihainya. 

(Sumber : https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2024/05/06/jumpa-pers-pagelaran-sabang-merauke-the-indonesian-broadway-hari-ini.jpeg?w=1200

Sebanyak 124 penari berbakat dari berbagai daerah di Indonesia, dengan latar belakang budaya berbeda dan genre tari berbeda mengikuti “The Audition”. Para kontestan perlu merekam tarian wajib dan tarian kreatif mereka sendiri dan kemudian mengirimkannya ke panitia penyelenggara secara online. Ke-124 penari tersebut kemudian diseleksi dengan cermat dan 50 penari berhasil lolos “The Audition” final yang akan dilaksanakan pada Sabtu, 11 Mei 2024 di Indonesia Raya. Dewan juri terdiri dari penari profesional dan pemerhati seni seperti penari kawakan Didik Nini Thowok, musisi, salah satu penyanyi Sabang Merauke, pemain Broadway Indonesia Isyana Sarasvati, salah satu sutradara Sabang Merauke, pemain Broadway Indonesia Rusmedie Agus, salah satu sutradara Sabang Pelaku Merauke Koreografer Sandhidea Cahyo Narpati dan pengamat seni Giok Hartono dari pertunjukan Broadway Indonesia Sabang Merauke. Kriteria dari “The Audition” dikemukakan oleh dewan juri, seperti Didik Nini Thowok mengatakan bahwa penari harus memperhatikan Wirogo atau gerak, juga Wisongo atau penjiwaan. Menurut Isyana Sarasvati, Penari tentu memiliki musikalitas yang tinggi. Kriteria juga diungkapkan oleh Sandhidea Cahyo Narpati bahwa penari bukan hanya pandai teknik, tetapi memiliki rasa cinta pada budaya.  Rangkaian terakhir dari acara tersebut adalah pementasan yang akan dilakukan pada bulan Agustus 2024. Dimana pementasan akan dilakukan pada tanggal 17 dan 18 Agustus 2024 di JIEXPO Convention Center & Theater Jakarta. 
Facebook
X
LinkedIn
Threads
Telegram
WhatsApp

KAMPUNG BUDAYA SETU BABAKAN SIAP MERIAHKAN HUT KE-497 JAKARTA

Kampung Budaya Setu Babakan telah menyiapkan berbagai acara dan kegiatan menarik untuk merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-497 Jakarta. Berbagai persiapan sudah dilakukan untuk memastikan perayaan ini menjadi momen yang istimewa bagi masyarakat Jakarta, khususnya dalam memperkenalkan dan melestarikan budaya Betawi. Dalam wawancara eksklusif, Plt. Kepala Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi mengungkapkan bahwa mereka telah menyiapkan berbagai acara khusus dan pertunjukan budaya. “Para penampil, baik kesenian maupun lainnya, prioritas pertama adalah masyarakat kawasan Perkampungan Budaya Betawi (PBB),” jelasnya. Ini menunjukkan komitmen Setu Babakan dalam memberdayakan komunitas lokal. Acara perayaan ini juga melibatkan komunitas dan seniman lokal. “Selain memeriahkan dan menyemarakkan hari jadi Kota Jakarta ke-497, acara ini juga menginformasikan dalam konteks Perlindungan, Pelestarian, dan Perkembangan kearifan lokal Jakarta yaitu Budaya Betawi. Ini sangat penting,” katanya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya perayaan ini bagi kelangsungan budaya Betawi. Menurutnya, perayaan HUT Jakarta dapat membantu melestarikan budaya Betawi di tengah modernisasi. “Jakarta sebagai kota Megapolitan adalah salah satu pusat perhatian dari masyarakat luas, sehingga dengan terinformasinya maka secara tidak langsung akan terlestarikan,” tambahnya. Kampung Budaya Setu Babakan juga berkolaborasi dengan berbagai instansi pemerintah seperti Suku Dinas Kebudayaan dan Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta sanggar dan non-sanggar untuk menyelenggarakan acara ini. Dukungan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga sangat terasa dalam bentuk anggaran dan kalender event resmi Jakarta. Untuk mempromosikan acara ini, Unit Pengelola Kawasan (UPK) PBB menggunakan berbagai strategi, baik online maupun offline. “Kami memanfaatkan media sosial, radio, TV, serta media offline seperti poster, spanduk, dan metode ketuk tular,” jelasnya. Meski begitu, persiapan perayaan ini bukan tanpa tantangan. “Banyak yang ingin disampaikan dan ditampilkan, tetapi terbatas ruang dan waktu,” ungkapnya. Namun, semangat untuk menyukseskan perayaan tetap tinggi. Pesan terakhir dari perwakilan Kampung Budaya Setu Babakan kepada masyarakat Jakarta adalah untuk selalu mengikut makna filosofi dari tema HUT DKI Jakarta ke-497. “Perkampungan Budaya Betawi diharapkan selalu dapat melayani masyarakat luas sebagai salah satu pusat informasi dan kreasi kearifan lokal Jakarta sesuai amanah yang diterima, sejalan dengan kemajuan zaman,” tutupnya. Dengan persiapan yang matang dan dukungan dari berbagai pihak, Kampung Budaya Setu Babakan siap untuk menyemarakkan HUT ke-497 Jakarta, sekaligus menjaga dan melestarikan kekayaan budaya Betawi. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi email upkpbbsetubabakan@gmail.com 
Facebook
X
LinkedIn
Threads
Telegram
WhatsApp

Menggugah Selera Dunia: Strategi ‘Food Diplomacy’ untuk Promosi Budaya Indonesia

Jakarta – Dalam artikel yang dimuat di surat kabar VOA, makanan selalu menjadi bagian penting dalam mempromosikan budaya suatu negara, menghasilkan strategi ‘food diplomacy’ yang melibatkan kuliner untuk berbagi dan membangun hubungan persahabatan. William Wongso, seorang pengusaha dan ahli kuliner terkenal di Indonesia, telah mendapatkan berbagai penghargaan internasional atas usahanya dalam mempromosikan budaya melalui makanan. Dalam acara “Flavors of Indonesia: Fine Dining” dan Asian American Expo 2024 di Los Angeles, Chef William bertukar informasi kepada VOA tentang pentingnya memperkenalkan kuliner Indonesia di luar negeri. 

(Sumber : https://images.app.goo.gl/jyg4ANQV9iV7Pxkb7)

(Sumber : https://images.app.goo.gl/C8MYTKZ3pecVSNjw5)

“Kita tidak bisa berdiam diri lagi karena dengan maraknya media sosial saat ini, seluruh dunia sangat antusias untuk mencicipi rasa otentik dari budaya kuliner masing-masing negara, terutama para wisatawan yang mengunjungi suatu negara,” ujarnya.

Di Kemang, Jakarta, Ragil Imam Wibowo berkontribusi dalam diplomasi kuliner dengan membuka restoran Nusa Gastronomy. Chef of The Year 2018 versi Foodies Magazine ini menyatakan bahwa restorannya menyajikan hidangan otentik yang mengandung cerita budaya di balik setiap menunya. Ragil yang juga meraih penghargaan Award of Excellence sebagai Asian Cuisine Chef of the Year pada World Gourmet Summit 2018, kadang bepergian ke luar negeri. Ia menekankan bahwa menarik minat orang untuk datang ke Indonesia sangat penting.

“Ketika orang-orang berbondong-bondong ke Indonesia untuk mencoba makanan Indonesia, menurut saya itulah esensi utama dari diplomasi kuliner, yaitu mengajak orang mencoba rasa makanan hingga datang ke negara tersebut,” katanya.

Di Los Angeles, Linda Lim telah aktif dalam diplomasi kuliner sejak 2015, bermula dari hobinya dan kecintaannya pada Indonesia serta masakan Indonesia, ia menjadi promotor kuliner. Ragil memilih strategi lain dalam diplomasi kuliner dengan menggali dan memperkenalkan menu baru serta mengutamakan teknik memasak. Ia mengamati bahwa orang non-Indonesia lebih menyukai makanan yang dibakar, seperti seafood bakar ala Makassar atau Bali dan aneka sate.

Berita ini menyoroti pentingnya ‘food diplomacy’ sebagai alat efektif untuk mempromosikan budaya suatu negara di kancah internasional. Melalui tokoh-tokoh seperti William Wongso dan Ragil Imam Wibowo, kita dapat melihat bagaimana makanan dapat menjadi duta yang kuat dalam mengenalkan kekayaan budaya Indonesia. Restoran seperti Nusa Gastronomy di Jakarta dan upaya Linda Lim di Los Angeles menunjukkan bahwa kuliner tidak hanya tentang rasa, tetapi juga tentang cerita dan tradisi yang menyertainya. Dengan semakin maraknya media sosial, antusiasme global terhadap rasa otentik semakin meningkat, menjadikan ‘food diplomacy’ sebagai strategi yang semakin relevan untuk menarik minat wisatawan dan memperkuat identitas budaya di dunia internasional.

Eksistensi Budaya Palang Pintu dalam Pembukaan Pernikahan Adat Betawi: Analisis Melalui Perspektif Interaksionisme Simbolik George Herbert Mead

Kelompok etnis Betawi memiliki keragaman budaya yang luas, menghasilkan berbagai perspektif tentang penduduk asli Betawi. Upacara perkawinan merupakan salah satu budaya penting yang menandai peristiwa khusus dan kepercayaan spiritual. Dalam setiap pernikahan adat, kedua mempelai tampil dengan riasan dan busana khas, menandai masa transisi mereka dalam mengambil hak dan kewajiban penuh terhadap masyarakat. Adat istiadat ini merupakan hal yang lazim dan dapat berfluktuasi sesuai dengan kondisi masyarakat. Adat istiadat ini merupakan hal yang umum dan dapat berubah sesuai dengan kondisi masyarakat.

Berdasarkan hasil jurnal penelitian yang dilakukan oleh Sari Tri Anjani, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pandangan masyarakat dan pemahaman terhadap nilai-nilai adat Betawi serta apakah tradisi tersebut masih terus dipraktikkan oleh mereka yang tinggal di kawasan Kampung Budaya Betawi dan sekitarnya. Tradisi ini biasanya berkaitan dengan pertunjukan seni dan budaya setempat, seperti acara pertunjukan randai, saluang, rabab, tarian, dan berbagai kesenian yang berhubungan dengan upacara perkawinan. Tradisi pernikahan semacam ini sangat bergantung pada iklim sosial ekonomi lingkungan sekitar. Pada pembahasan kali ini, objek tradisi pernikahan adat Betawi yang akan dibahas, yaitu palang pintu.

(Sumber : https://images.app.goo.gl/gLbBuxiVopHTPxgt6)

Dari 50 responden yang diteliti, 30 orang menggunakan palang pintu dalam acara pernikahan mereka, didalamnya termasuk 2 orang yang bukan masyarakat asli Betawi. Ini menunjukkan bahwa budaya palang pintu Betawi tidak hanya digunakan oleh masyarakat asli Betawi, tetapi juga oleh pendatang atau suku lain. Meskipun demikian, terdapat perbedaan persepsi mengenai makna penggunaan palang pintu dalam pembukaan acara pernikahan. Menurut teori interaksionisme simbolik George Herbert Mead, interaksi sosial terjadi melalui penggunaan simbol-simbol yang bermakna, yang dapat menimbulkan asosiasi dan interaksi antarindividu.

Menurut George Herbert Mead, tindakan manusia dipengaruhi oleh interpretasi mereka terhadap orang lain, objek, dan peristiwa. Tradisi Palang Pintu adalah bentuk interaksi simbolik, di mana setiap langkah dan gerakan memiliki makna khusus bagi pelaku dan penonton. Meskipun tradisi ini telah mengalami modifikasi dan digunakan oleh suku selain Betawi, makna aslinya tetap dipertahankan. Analisis data menunjukkan bahwa baik masyarakat asli Betawi maupun pendatang memahami makna Palang Pintu, menunjukkan bahwa budaya Betawi tetap eksis di era globalisasi ini, meskipun belum sepenuhnya merata. Untuk melestarikan budaya Betawi di tengah multikulturalisme dan globalisasi, diperlukan strategi yang tepat sejak dini.

Kesimpulannya, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk memulihkan kebudayaan Palang Pintu adat Betawi:

  • Promosi kegiatan: Menggunakan media sosial untuk memperkenalkan Budaya Palang Pintu dengan menyediakan konten menarik dan memanfaatkan dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa asing lainnya. Selain itu, ikut serta dalam event-event kebudayaan tertentu juga dapat menjadi sarana promosi yang efektif.
  • Pengembangan Pendidikan budaya Betawi: Mengembangkan pendidikan budaya Betawi dapat membantu masyarakat untuk memahami makna penggunaan palang pintu dan simbol-simbol dalam pernikahan Betawi, serta mendorong siswa untuk lebih memahami dan melestarikan budaya tersebut.
  • Mengadakan festival kebudayaan setiap tahun: Dengan mengadakan festival kebudayaan setiap tahun, masyarakat atau pengunjung dapat lebih mengenal kebudayaan Palang Pintu Betawi, sehingga memperkuat eksistensi dan pemahaman tentang budaya tersebut.

Pagelaran Kenduri Seni Melayu 2024: Melestarikan Budaya Melayu di Batam

BATAM – Pagelaran Kenduri Seni Melayu (KSM) kembali dihelat di Area Parkir Kawasan Harbour Bay, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) pada tanggal 7-9 Juni 2024. Acara yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Batam ini mengangkat tema “Membalut Seni Dalam Tradisi” dan menampilkan rangkaian atraksi kesenian Melayu, Nusantara, serta dari negara-negara rumpun Melayu.

(Sumber : https://images.app.goo.gl/9FLXssQdFqLe9vCH8)

Kenduri Seni Melayu kali ini menghadirkan berbagai kegiatan menarik, termasuk pertunjukan seni yang lebih variatif, seminar budaya, permainan rakyat, pameran koleksi Museum Raja Ali Haji, serta bazaar kuliner dan UMKM. Malam pembukaan dimeriahkan dengan lantunan lagu-lagu, musik, dan tari-tarian Melayu, yang berhasil menciptakan suasana meriah.

Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, mengajak seluruh masyarakat untuk turut serta memeriahkan acara ini. “Mari bersama memeriahkan dan melestarikan budaya Melayu di Kepri,” ujarnya, Sabtu (8/6/2024).

Budaya Melayu yang kental di Kota Batam menjadi akar budaya lokal yang kemudian dimanifestasikan dalam event tahunan ini. Pagelaran ini memberikan kesempatan kepada para pelaku seni untuk menampilkan kreativitas mereka, sekaligus melestarikan budaya Melayu di Batam.

Sejalan dengan agenda Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Kenduri Seni Melayu terpilih sebagai salah satu dari 110 Karisma Event Nusantara (KEN). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dan menggerakkan wisatawan nusantara agar berwisata di Indonesia.

“Kenduri Seni Melayu merupakan upaya menumbuhkembangkan seni budaya Melayu di Kota Batam sekaligus menjadi daya tarik wisata. Kegiatan ini juga diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan jumlah wisatawan dan berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat setempat,” kata Nia Niscaya, Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama, dalam pembukaan acara Kenduri Seni Melayu.

Tahun ini, acara tersebut juga mengundang seniman dari Brunei Darussalam dan Kuala Lumpur untuk memperkenalkan dan memeriahkan kesenian Melayu, menambah warna dan keragaman dalam pagelaran tersebut.

 

Etika Dan Perilaku Masyarakat Indonesia Dalam Menggunakan Media Sosial

(Photo by Árpád Czapp on Unsplash)

Sebagai individu yang hidup bersama, manusia sudah menjadi sebuah kewajiban dalam kehidupan sehari-hari. Setiap berkomunikasi pasti ada interaksinya, kita perlu bersikap sopan agar kita bisa saling menghormati dan bersikap sopan. yang tidak hanya ada di dunia nyata namun juga ada di dunia maya, salah satunya adalah media sosial. Setiap orang, berapapun usianya, menggunakan media sosial di berbagai platform untuk terhubung dan berkomunikasi. Pengguna dapat mengakses dan berbagi informasi dari seluruh dunia dengan sangat bebas dalam waktu singkat. Dan dengan ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana etika masyarakat dalam menggunakan media sosial. 

 

Meluasnya penggunaan media sosial membawa dampak negatif, salah satunya adalah penyalahgunaan media sosial atau kegagalan pengguna media sosial dalam menaati aturan etika atau kesantunan. Misalnya, ketika mengakses platform media sosial, kita bisa dengan mudah menjumpai konten-konten sensitif, seperti konten yang bertema politik, suku, agama, dan ras. Komentar yang tidak lagi menghormati norma etika yang ada di masyarakat Indonesia. Penyebabnya adalah kurangnya kesadaran pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menjaga etika dalam menggunakan media sosial. Masyarakat Indonesia selama ini merupakan negara yang menjunjung tinggi tingkat kesopanan dan keramahan, terbukti dengan Indonesia menempati peringkat ketujuh dalam masyarakat paling ramah di dunia. Oleh karena itu, dapat disimpulkan jika berinteraksi langsung dengan manusia. Mereka mengucapkan setiap kata dengan lebih hati-hati untuk menghindari cibiran kasar.

 

Namun, itu hanya 1.800 dibandingkan yang terjadi di media sosial. Netizen Indonesia dinobatkan sebagai pengguna internet paling tidak sopan di Asia Tenggara, menurut laporan Digital Civilization Index (DCI). Menurut data yang disediakan oleh Microsoft, tingkat kesopanan di Indonesia telah merosot menjadi 76, dan angka yang lebih tinggi menunjukkan kesopanan yang lebih tinggi. Secara umum moral sering disamakan dengan akhlak, dan orang yang tidak bermoral sering disebut tidak bermoral karena perbuatan dan perkataan yang dilakukan tidak dianggap baik atau buruk, karena menyangkut penilaian baik dan buruk, nilai baik, nilai buruk harus diamalkan dan buruk. nilai-nilai harus dihindari. Penerapan etika dalam menggunakan media sosial harus dilakukan oleh setiap elemen pengguna media sosial, tidak hanya media sosial saja, namun dalam penggunaan internet, penerapan etika menyebarkan juga mencakup komunikasi yang santun.

 

Pentingnya penanaman etika komunikasi sejak dini, karena jika etika bermedia sosial tidak diajarkan sejak dini maka generasi penerus pengguna media sosial tidak akan tahu bagaimana cara beretika di media sosial. Mungkin saat menggunakan media sosial niatnya untuk menghibur diri sendiri, namun akhirnya malah terjebak di balik jeruji besi. Pasal 27 hingga 30 UU ITE mengatur penggunaan media sosial namun hal ini tidak diterapkan dengan baik dan penggunaan media sosial memerlukan komunikasi yang beretika dan peran etika adalah meminimalisir reaksi negatif terhadap postingan. mengirim. Perlunya pengetahuan tentang etika komunikasi dalam menggunakan media sosial dapat membantu mengoptimalkan pesatnya perkembangan komunikasi dan pemikiran dalam penggunaan media sosial.

 

Implementasi etika komunikasi sangatlah sangat penting ditanamkan sejak dini, karena apabila tidak diajarkan etika bermedia sosial sejak dini, maka kedepannya generasi yang menggunakan media sosial tidak mengetahui bagaimana beretika dalam media sosial. Bisa jadi ketika dalam menggunakan media sosial niat hati ingin menghibur diri malah terjebak dalam jeruji besi. Cara dalam bermedia sosial telah diatur dalam undang-undang sebagaimana diatur pada Undang-Undang ITE Pasal 27-30, akan tetapi hal tersebut belum diterapkan dengan baik, etika komunikasi dalam menggunakan media sosial diperlukan, di mana etika berfungsi untuk meminimalisir tanggapan negatif dari postingan yang dikirimkan. Perlunya pengetahuan tentang etika komunikasi dalam menggunakan media sosial yang berguna untuk mengoptimalkan perkembangang komunikasi yang pesat dan pemikiran dalam menggunakan media sosial. Etika dalam menggunakan media sosial harus dapat diterapkan pada setiap pengguna internet di Indonesia, dan disarankan agar setiap instansi dapat memberikan informasi atau pengetahuan mengenai cara menggunakan media sosial dengan benar.

Pelestarian Budaya oleh Muda Mudi Bandung dengan Menggelar Festival Budaya, Olahraga, dan Jajanan Anak Muda (Bojana)

Berdasarkan berita dari DetikJabar, anak muda di Bandung menunjukkan inisiatifnya untuk melestarikan budaya atau dalam bahasa Sunda nya “Ngamumule” dengan melangsungkan Festival Budaya, Olahraga, dan Jajanan Anak Muda (Bojana) pada tanggal 25 sampai 26 Mei 2024. 

(Sumber : https://images.app.goo.gl/Gk1vzDuSDJraDN6W8)

Festival dilangsungkan sebagai sebuah misi untuk melestarikan budaya dan olahraga yang ada di Indonesia. Festival tersebut tentunya diinisiasi oleh Lukis Creative yang merupakan perwujudan simbol anak muda dan yang menjadi ketua penyelenggaranya adalah Dinar Adhiyanti. Berlokasikan di Bandung, lebih tepatnya di Kiara Artha Park yang merupakan salah satu ikon pariwisata Kota Kembang. Pada festival ini, terdapat lebih dari 40 varian jajanan dan makanan khas Indonesia yang tentunya sebagai magnet bagi para pengunjung. 

 

Menurut Dinar Adhiyanti, Festival Bojana bertujuan untuk mengajak anak muda untuk turut serta dalam pelestarian budaya Indonesia dengan variasi jajanan dan makanan khas Indonesia yang melimpah, serta festival olahraga yang dapat diikuti. Berdasarkan rundown yang ada, acara dimulai dengan fun bike collaboride yang digelar pada hari Sabtu (25/5) yang bertepatan dengan Road to World Bicycle Day 2024 dan pendaftaraan dapat dilakukan ditempat acara. Selanjutnya acara digelar pada Minggu (26/5) yakni penyelenggaraan sesi olahraga bersama Beddu dan komunitas Roundnet Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan zumba yang dipandu oleh Asri Welas yang merupakan ambassador Zumba Indonesia. Bersamaan di hari itu, terdapat perlombaan yang diperuntukkan untuk anak usia 3 sampai 6 tahun yakni lomba mewarnai dan untuk anak 7 sampai 12 tahun adalah lomba menggambar. 

 

Pada Acara kick off Festival Bojana 2024 turut dimeriahkan oleh beberapa artis ternama seperti Andien, Asri Welas, Beddu, Candil feat Odeu & Hilal NAFF Band, juga MLU featuring Gangga dan Rudy Nugraha. Untuk hostnya adalah Shita Priwit, dan tentunya acara diselenggarakan tanpa biaya atau gratis untuk seluruh pengunjung. 

Menggali Potensi Budaya: Kunci Sukses Pembangunan Berkelanjutan

Jakarta- Berdasarkan berita yang diperoleh pada laman TribunSumsel.com menggarisbawahi bahwa kebudayaan belum menjadi fokus utama dalam kebijakan. Meskipun seringkali hanya dianggap sebagai pelengkap atau hiburan semata dalam ruang publik, kebudayaan sebenarnya memiliki potensi besar dalam membangun peradaban suatu wilayah.

Kongres Kebudayaan Indonesia tahun 2023 menyoroti pentingnya peran kebudayaan dalam pembangunan nasional. Penelitian yang dirilis oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) menunjukkan bahwa ada korelasi kuat antara Indeks Pembangunan Kebudayaan dengan indikator-indikator lain yang mencerminkan kondisi ekonomi, sosial, dan politik suatu negara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi dimensi ekonomi budaya dalam Indeks Pembangunan Kebudayaan, semakin rendah tingkat kemiskinan masyarakatnya. Peningkatan dalam dimensi ekonomi budaya memiliki dampak yang negatif terhadap tingkat kemiskinan, dengan nilai korelasi sebesar minus 0,31. Artinya, peningkatan ekonomi budaya berpotensi mengurangi tingkat kemiskinan, sementara penurunannya dapat meningkatkan kemiskinan.

Mengacu pada hal tersebut, pentingnya menghargai dan melestarikan budaya sebagai milik publik untuk memberi manfaat bagi generasi saat ini dan mendatang menjadi sorotan utama. UNESCO telah mengakui Indonesia sebagai negara adidaya budaya sejak 2017, menunjukkan kekayaan sumber daya budaya yang tinggi di negaranya. Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa kekuatan budaya merupakan modal utama dalam pembangunan negara, menyebut kebudayaan sebagai “DNA” bangsa Indonesia. Jika dimanfaatkan dengan baik, kebudayaan dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial dan ekonomi.

Contoh negara seperti Amerika Serikat, India, dan Korea Selatan menunjukkan bahwa industri budaya seperti film dan musik dapat memberikan pendapatan besar dan penyerapan tenaga kerja yang signifikan. Indonesia, dengan kekayaan budaya di berbagai daerah, memiliki potensi besar untuk mengembangkan sumber daya ini sebagai pengungkit ekonomi dan sosial. Pemimpin daerah berperan penting dalam memaksimalkan potensi budaya melalui pembinaan dan pelestarian budaya lokal. Data Pokok Kebudayaan bisa menjadi dasar untuk mengukur potensi daerah dan menyusun Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah. Proses melindungi, mengembangkan, memanfaatkan, dan membina potensi budaya dapat memberikan kontribusi besar bagi pembangunan daerah dan mempercepat roda pembangunan jika seni budaya dikerjasamakan dengan dunia usaha.

Menyelamatkan Bahasa Betawi: Sebuah Tinjauan Sosiolinguistik di Jakarta Selatan

Seperti yang kita ketahui, bahasa Betawi saat ini sedang mengalami pergeseran atau hampir masuk ke dalam kategori punah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam artikel “Penemuan Bahasa yang Hampir Punah” yang dimuat di surat kabar Tempo pada 18 Maret 2012, terdapat 756 bahasa daerah di Indonesia. Hal ini diatur dalam UU Pemerintahan Negara No. 22 Tahun 1999, yang memberikan tanggung jawab kepada pemerintah negara bagian untuk menangani bahasa dan sastra. Sekitar 30% bahasa daerah saat ini terancam punah di Indonesia, salah satunya adalah bahasa Betawi. Fenomena kepunahan bahasa daerah di Indonesia nampaknya menjadi isu yang menarik perhatian banyak sarjana, khususnya ahli bahasa. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyelamatkan bahasa daerah yang terancam punah. Tentu sangat masuk akal mengingat Indonesia memiliki bahasa daerah terbanyak kedua di dunia setelah Papua Nugini. Beberapa bahasa tersebut termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia, dan sebagian lagi termasuk dalam rumpun bahasa non-Austronesia (Papua). Terkait hal ini, Sara mencari tau tentang kondisi kesehatan Bahasa Betawi saat ini. Dalam hal ini, Sara, Mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Nasional melakukan penelitian guna mencari kebeneran terhadap isu-isu yang telah disebutkan. Dalam penelitiannya, Sara menggunakan dua teori untuk memecahkan masalah ini. Ia menggunakan teori sosiolinguistik dan sosial budaya. 

Dalam kehidupan sosial, tidak mungkin seseorang hidup sendiri tanpa kehadiran atau keterlibatan orang lain. Seseorang mengekspresikan keberadaan, minat, dan pendapat mereka, untuk mempengaruhi orang lain demi keuntungan mereka sendiri, keuntungan kelompok, atau kebaikan bersama. Dalam arti luas, bahasa adalah alat komunikasi. Sosiolinguistik mempelajari bahasa dengan mempertimbangkan hubungannya dengan masyarakat, khususnya dengan penuturnya. Oleh karena itu, jelas bahwa Sosiolinguistik berfokus pada hubungan antara aspek linguistik dan aspek sosial sosiologi (Abdurrahman, 2011). Durkheim mengatakan bahwa budaya, baik yang berwujud maupun tidak berwujud, memiliki kekuatan untuk menegaskan nilai solidaritas yang dapat diwujudkan melalui partisipasi individu dalam ritual atau budaya, artinya individu berpartisipasi dalam pelestarian dan pemeliharaan budaya tersebut. 

Saat ini masyarakat Betawi hanya tersebar disekitar wilayah Jakarta, seperti Cengkareng, Tanah Abang, Srengseng Sawah dan Cempaka Putih. Nasib bahasa Betawi begitu memprihatinkan sehingga jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik lisan maupun tulisan, dikalangan masyarakat Betawi. Linguistik umum melihat bahasa sebagai sistem tertutup, sistem yang berdiri sendiri terlepas dari hubungannya dengan struktur masyarakat. Pada saat yang sama, dalam sosiolinguistik bahasa dipandang sebagai suatu sistem yang berkaitan dengan struktur masyarakat yang tidak lepas dari karakteristik penutur dan nilai-nilai sosial budaya yang dianutnya oleh penutur itu sendiri. 

Generasi yang lebih dulu mengenal bahasa Betawi harus memperkenalkannya kepada generasi selanjutnya. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kepunahan bahasa daerah, yaitu bahasa Betawi. Bahasa Betawi sudah lama tidak digunakan pada aktivitas keseharian. Bahasa Betawi ini hanya digunakan di beberapa kampung tertentu saja, dan digunakan pada saat pementasan budaya. Padahal, seharusnya bahasa Betawi ini tetap terus dijalankan dan disebarluaskan agar diketahui oleh masyarakat Jakarta. Tidak semua orang tahu dan mengerti kosakata bahasa Betawi. Hal tersebut sangat disayangkan. Dahulu, Jakarta bernama Batavia dan dihuni oleh masyarakat Betawi yang tersebar menjadi Betawi Pinggir, Betawi Udik, dan Betawi Tengah. Beribu-ribu kosakata dimiliki oleh bahasa Betawi. Namun, tidak semua orang tahu dan mengerti apa saja kosakata tersebut.

Peneliti mengambil sampel kosakata bahasa Betawi dari kamus bahasa Betawi sebanyak 572 kosakata yang ditulis dan disebar kepada 10 responden. Peneliti meminta para responden untuk mengisi arti dari kosakata tersebut. Hasil menunjukkan bahwa bahasa Betawi benar mengalami kepunahan. Hasil riset menunjukkan dari 10 narasumber, hanya ada 1 orang yang masih menggunakan bahasa Betawi dengan persentase 50%. Hasil riset terlihat jelas bahwa bahasa Betawi benar mengalami kepunahan. Jumlah persentase terkecil mencapai 5% dengan jumlah kosakata hanya 30 saja. Dari hasil riset yang dilakukan, diharapkan kepada masyarakat Jakarta untuk melestarikan bahasa Betawi. Tidak hanya itu, kepada Dinas Pendidikan Kota Jakarta diharapkan untuk mengadakan mata pelajaran bahasa Betawi guna mendidik dan mengedukasi anak-anak sejak usia dini.

Pemprov DKI Jakarta Gelar Serangkaian Acara Meriah untuk Peringati HUT ke-497 Kota Jakarta

Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-497 Kota Jakarta, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menyelenggarakan serangkaian acara meriah pada Minggu, 19 Mei 2024. Acara yang berlangsung di Bundaran HI, Jakarta Pusat ini dijadwalkan mulai pukul 06.00 hingga 10.00 WIB dan akan bertepatan dengan Car Free Day (CFD) di sepanjang Jalan MH Thamrin hingga Jalan Jenderal Sudirman.

Menurut informasi yang diperoleh dari Sindonews.com, dalam acara tersebut akan ada berbagai atraksi seni dan budaya untuk menghibur masyarakat. “Kegiatan tari kicir-kicir akan digelar di sekeliling Bundaran Hotel Indonesia (HI), serta berbagai atraksi budaya seperti Gondel atau gotong ondel-ondel, pertunjukan Tarian Betawi, dan penampilan menarik lainnya,” kata Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Afan Adriansyah Idris, pada Sabtu (18/5/2024).

Pemprov DKI juga telah mempersiapkan rekayasa lalu lintas melalui Dinas Perhubungan (Dishub) untuk mendukung kelancaran acara. Penutupan ruas jalan akan dilakukan di Jalan Jenderal Sudirman, mulai dari Bundaran Patung Pemuda hingga Jalan MH Thamrin yang dimulai dari Bundaran Air Mancur Patung Kuda. Rekayasa lalu lintas ini akan mengalihkan arus kendaraan melalui rute alternatif yang telah ditentukan, sebagaimana diumumkan oleh akun Instagram @dishubdkijakarta.

Kegiatan ini tidak hanya memperingati hari jadi kota Jakarta, tetapi juga memperlihatkan upaya pemerintah dalam melibatkan masyarakat melalui acara-acara yang menarik dan mendidik. Acara Car Free Day (CFD) yang digelar bersamaan dengan pencanangan HUT ini merupakan langkah positif dalam mengurangi polusi udara dan memberikan ruang bagi warga Jakarta untuk menikmati ruang publik tanpa kendaraan bermotor. Atraksi seni dan budaya yang telah disiapkan, seperti senam kicir-kicir dan pertunjukan Tarian Betawi, menunjukkan komitmen Pemprov DKI dalam melestarikan budaya lokal dan memberikan hiburan yang edukatif bagi masyarakat.

Langkah-langkah rekayasa lalu lintas yang direncanakan oleh Dinas Perhubungan juga patut diapresiasi. Dengan penutupan dan pengalihan arus lalu lintas, Pemprov DKI menunjukkan keseriusannya dalam mengatur lalu lintas agar acara dapat berjalan lancar tanpa mengganggu kenyamanan warga yang tidak berpartisipasi. Namun, komunikasi dan sosialisasi yang baik kepada masyarakat mengenai perubahan lalu lintas ini sangat penting untuk menghindari kebingungan dan memastikan semua pengguna jalan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.

Secara keseluruhan, inisiatif ini adalah contoh yang baik dari bagaimana pemerintah daerah dapat merayakan sejarah dan budaya kota dengan cara yang inklusif dan berwawasan lingkungan. Saya berharap acara ini berjalan sukses dan dapat menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di Indonesia dalam menggelar acara serupa.