Last But Not Least, Acara Penutupan Mobility Programme
Setelah Workshop memasak, suasana Jumat sore di Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional berubah menjadi lebih akrab dan penuh kehangatan. Mobility Program 2025 pun resmi ditutup di Aulia Blok A lantai 4 Universitas Nasional, dalam rangkaian acara yang tak hanya meriah, tapi juga berkesan. Acara dibuka oleh moderator, Sara Dwi Anjani, S.S., dengan suasana yang santai namun tetap tertib. Kegiatan dilanjutkan dengan refleksi singkat dari Bapak Iskandarsyah Siregar, S.S., M.Hum., Ph.D., yang menyampaikan bahwa Mobility Program bukan sekadar pertukaran kegiatan, melainkan juga pertukaran makna.
Selama empat hari, mahasiswa dari Universitas Nasional dan Universiti Malaya telah berbagi banyak hal dari wawasan hingga kebudayaan, dari pengalaman akademik hingga tawa ringan di sela-sela kegiatan. Momen bernyanyi bersama membuka ruang keakraban antar peserta. Lagu mungkin hanya berdurasi beberapa menit, tapi suasana yang tercipta terasa panjang di hati. Acara berlanjut dengan penampilan puisi oleh Robby Pandu Wijaya Diva, yang membawa suasana menjadi lebih reflektif. Dilanjutkan dengan musikalisasi puisi dari Himpunan Mahasiswa Sastra Indonesia, yang mengajak peserta merenung, mengangguk, dan sesekali tersenyum lewat irama dan lirik yang menyentuh.
Dari sisi tamu, mahasiswa Universiti Malaya menampilkan tarian tradisional khas Malaysia yang memesona. Lenggak-lenggok gerakan mereka seolah membawa penonton menyusuri nuansa budaya negeri jiran. Setelahnya, seluruh peserta kembali bernyanyi bersama sebuah jeda yang ringan, tapi bermakna. Sisi budaya lokal pun tak ketinggalan. Mahasiswi dari Program Studi Bahasa Korea tampil membawakan tarian khas Betawi yang enerjik. Perpaduan budaya ini menggambarkan bahwa pertemuan lintas bangsa dan lintas program studi bisa menyatu dalam satu panggung yang sama. Acara kemudian dilanjutkan dengan penampilan sekaligus workshop wayang kulit yang dibawakan oleh Ketua Alumni Fakultas Bahasa dan Sastra. Layar putih terbentang, tokoh wayang bergerak di balik cahaya, dan peserta diajak masuk ke dalam dunia seni tradisional Indonesia yang penuh filosofi.
Sebagai puncak dari seluruh rangkaian kegiatan, Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra, Dr. Drs. Somadi, M.Pd., secara resmi menutup Mobility Program. Dalam penutupannya, beliau menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta, panitia, dan mitra yang telah menyukseskan program ini. Harapannya, kerja sama lintas budaya seperti ini akan terus berlanjut dan tumbuh lebih besar ke depannya. Acara ditutup oleh Claudia, MC dari tim panitia, yang mengajak seluruh peserta untuk melakukan sesi foto bersama. Jepretan kamera menjadi penanda akhir acara tapi juga menjadi awal dari kenangan yang akan selalu dibawa pulang oleh setiap peserta. Karena sejatinya, Mobility Program bukan hanya soal hadir secara fisik, tapi juga soal hadir secara hati.