Diplomasi Rempah: Peran Dirjen Kebudayaan dalam Mempererat Negara ASEAN

Jakarta – Asia Tenggara memiliki sejarah yang kaya sebagai pusat perdagangan rempah dunia sebelum bangsa Eropa melakukan eksplorasi, di mana rempah dianggap tidak hanya sebagai komoditas tetapi juga membawa nilai-nilai, tradisi, dan pertukaran budaya. Pada laman surat berita Tempo, dalam rangka memperkuat warisan bersama rempah di kawasan ASEAN, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Ristek menyelenggarakan kegiatan “ASEAN Spice: The Connecting Culture of Southeast Asians” di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Kegiatan ini, yang didukung oleh Sekretariat ASEAN, melibatkan para akademisi dan praktisi dari 11 negara ASEAN dalam berbagai diskusi, kunjungan ke desa rempah, dan kerja sama untuk mengembangkan inovasi terkait budaya rempah dan gastronomi.

 

Menurut Hilmar, rempah memiliki peran yang signifikan dalam mengubah gaya hidup manusia dan harus terus dikembangkan untuk manfaat yang lebih luas. Dia juga menekankan pentingnya kerjasama inovatif antara praktisi dan akademisi ASEAN untuk memperkuat cerita sejarah jalur rempah di komunitas ASEAN. Dafri Agussalim dari Fisipol UGM menyatakan bahwa kegiatan ini krusial karena membantu mengidentifikasi identitas ASEAN melalui jalur rempah, yang selama ini kurang dipahami. Baginya, jalur rempah dapat menjadi titik persatuan bagi negara-negara ASEAN dan memperkuat hubungan di Asia Tenggara.

 

Upaya untuk mengangkat warisan budaya rempah sebagai bagian integral dari identitas ASEAN merupakan langkah yang sangat positif dan relevan. Sejarah panjang perdagangan rempah di Asia Tenggara mencerminkan kekayaan alam, keragaman budaya, dan hubungan antarnegara yang erat. Melalui kegiatan seperti “ASEAN Spice: The Connecting Culture of Southeast Asians”, dapat dipahami lebih dalam pentingnya jalur rempah sebagai sumber persatuan dan kerjasama di antara negara-negara ASEAN. Pengembangan dan promosi budaya rempah akan memperkaya pengalaman wisatawan serta memperkuat kesadaran akan keragaman dan kekayaan budaya di kawasan ini.

Forum Diskusi Literasi Demokrasi 2024: Melestarikan Budaya Papua di Era Digital

KOMPAS.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggelar Forum Diskusi Literasi Demokrasi (FLD) bertajuk “Melestarikan Budaya dan Kearifan Lokal Papua di Era Digital” di Semarang pada Kamis (6/6/2024). Sebelumnya, forum serupa telah diadakan di Kota Bandung dan Surakarta.

(Sumber: https://asset.kompas.com/crops/T93lfT5E8MSAM4-zKqTnN-1HVy0=/1×0:2560×1706/750×500/data/photo/2024/05/05/6636f08447441.jpeg)

Acara ini mendapat sambutan antusias dari ratusan mahasiswa, terutama yang berasal dari Papua. Forum ini menghadirkan narasumber Influencer Papua Michael Jakarimilena dan perwakilan Mahasiswa Papua Semarang, Sonny Asso. Diskusi interaktif tersebut membahas tantangan dan peluang dalam melestarikan budaya Papua di era digital, termasuk peran literasi digital, pemanfaatan teknologi untuk promosi budaya, dan strategi membangun demokrasi inklusif di Papua.

 

Ketua Tim Kerja Informasi dan Komunikasi Politik dan Pemerintahan Kemenkominfo, Agus Tri Yuwono, menyatakan kekagumannya terhadap kekayaan alam dan budaya Papua. “Budaya Papua adalah warisan berharga yang harus dijaga dan dilestarikan, tidak hanya bagi masyarakat Papua tetapi juga bagi seluruh bangsa Indonesia,” ujar Agus dalam rilis pers yang diterima Kompas.com pada Sabtu (8/6/2024).

 

Agus juga menekankan pentingnya platform digital dalam membagikan cerita, seni tradisional, musik, tarian, dan pengetahuan tentang budaya Papua kepada khalayak luas melalui media sosial, website, dan aplikasi mobile.

 

Pemerintah juga mendukung pelestarian budaya Papua melalui pembangunan Papua Youth Creative Hub (PYCH) di Jayapura, yang bertujuan mengembangkan bakat, kreativitas, dan inovasi pemuda Papua di berbagai bidang, seperti fesyen, hiburan, musik, fotografi, dan teknologi. Hal ini sejalan dengan pesan Presiden Joko Widodo yang mendorong pemuda Papua untuk mengejar passion mereka di berbagai bidang.

 

Forum tersebut juga membahas tantangan rendahnya tingkat literasi digital dan kesenjangan infrastruktur digital di Papua yang menghambat upaya pelestarian budaya. Namun, teknologi digital membuka peluang besar untuk mempromosikan budaya Papua kepada audiens yang lebih luas.

 

Michael Jakarimilena menekankan pentingnya konten digital yang menarik dan informatif tentang budaya Papua untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. “Peningkatan literasi digital adalah kunci penting dalam pelestarian budaya Papua,” katanya. Sonny Asso menambahkan bahwa pemberdayaan komunitas lokal juga merupakan faktor penting dalam pelestarian budaya Papua. Komunitas lokal dapat berperan dalam mengembangkan dan mempromosikan konten digital budaya Papua.

 

Kerja sama multi-stakeholder antara pemerintah, swasta, komunitas lokal, dan akademisi diperlukan untuk mendukung upaya pelestarian budaya Papua di era digital. Sonny menyimpulkan, “Dengan mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada, budaya Papua dapat dilestarikan dan diwariskan kepada generasi mendatang. Budaya Papua adalah kekayaan bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan.”

 

Michael dan Sonny juga membagikan tiga solusi konkret untuk pelestarian budaya Papua di era digital: pengembangan konten digital budaya Papua, peningkatan infrastruktur digital, dan kerja sama multi-stakeholder. Dukungan penuh dari Kemenkominfo diharapkan membuat upaya pelestarian budaya Papua lebih efektif dan efisien, sehingga budaya tersebut dapat terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi mendatang.

 

Pagelaran Sabang Merauke 2024, Ajang Persaingan 50 Penari Daerah

Jakarta – Dilansir dari laman berita Liputan6.com, iForte dan BCA telah menyelenggarakan acara yang bertajuk Pagelaran Sabang Merauke The Indonesian Broadway di tahun 2024 ini. Konsep yang digagas adalah kolaborasi antara musik dan tarian dari berbagai daerah yang ada di Indonesia. Secara detail, penyelenggaraannya mengusung teatrikal kolosal yang menceritakan perjalanan Pahlawan Nusantara dari Sabang sampai Merauke. 

(Sumber : https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQF2LMuCY4HKlubc-a_w1X-QdeH69UJx6wnSA&s )

Rangkaian acara ini meliputi audisi penari yaitu “The Audition” yang bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi para penari daerah untuk menunjukkan kemampuannya lihainya. 

(Sumber : https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2024/05/06/jumpa-pers-pagelaran-sabang-merauke-the-indonesian-broadway-hari-ini.jpeg?w=1200

Sebanyak 124 penari berbakat dari berbagai daerah di Indonesia, dengan latar belakang budaya berbeda dan genre tari berbeda mengikuti “The Audition”. Para kontestan perlu merekam tarian wajib dan tarian kreatif mereka sendiri dan kemudian mengirimkannya ke panitia penyelenggara secara online. Ke-124 penari tersebut kemudian diseleksi dengan cermat dan 50 penari berhasil lolos “The Audition” final yang akan dilaksanakan pada Sabtu, 11 Mei 2024 di Indonesia Raya. Dewan juri terdiri dari penari profesional dan pemerhati seni seperti penari kawakan Didik Nini Thowok, musisi, salah satu penyanyi Sabang Merauke, pemain Broadway Indonesia Isyana Sarasvati, salah satu sutradara Sabang Merauke, pemain Broadway Indonesia Rusmedie Agus, salah satu sutradara Sabang Pelaku Merauke Koreografer Sandhidea Cahyo Narpati dan pengamat seni Giok Hartono dari pertunjukan Broadway Indonesia Sabang Merauke. Kriteria dari “The Audition” dikemukakan oleh dewan juri, seperti Didik Nini Thowok mengatakan bahwa penari harus memperhatikan Wirogo atau gerak, juga Wisongo atau penjiwaan. Menurut Isyana Sarasvati, Penari tentu memiliki musikalitas yang tinggi. Kriteria juga diungkapkan oleh Sandhidea Cahyo Narpati bahwa penari bukan hanya pandai teknik, tetapi memiliki rasa cinta pada budaya.  Rangkaian terakhir dari acara tersebut adalah pementasan yang akan dilakukan pada bulan Agustus 2024. Dimana pementasan akan dilakukan pada tanggal 17 dan 18 Agustus 2024 di JIEXPO Convention Center & Theater Jakarta. 
Facebook
X
LinkedIn
Threads
Telegram
WhatsApp

Menggugah Selera Dunia: Strategi ‘Food Diplomacy’ untuk Promosi Budaya Indonesia

Jakarta – Dalam artikel yang dimuat di surat kabar VOA, makanan selalu menjadi bagian penting dalam mempromosikan budaya suatu negara, menghasilkan strategi ‘food diplomacy’ yang melibatkan kuliner untuk berbagi dan membangun hubungan persahabatan. William Wongso, seorang pengusaha dan ahli kuliner terkenal di Indonesia, telah mendapatkan berbagai penghargaan internasional atas usahanya dalam mempromosikan budaya melalui makanan. Dalam acara “Flavors of Indonesia: Fine Dining” dan Asian American Expo 2024 di Los Angeles, Chef William bertukar informasi kepada VOA tentang pentingnya memperkenalkan kuliner Indonesia di luar negeri. 

(Sumber : https://images.app.goo.gl/jyg4ANQV9iV7Pxkb7)

(Sumber : https://images.app.goo.gl/C8MYTKZ3pecVSNjw5)

“Kita tidak bisa berdiam diri lagi karena dengan maraknya media sosial saat ini, seluruh dunia sangat antusias untuk mencicipi rasa otentik dari budaya kuliner masing-masing negara, terutama para wisatawan yang mengunjungi suatu negara,” ujarnya.

Di Kemang, Jakarta, Ragil Imam Wibowo berkontribusi dalam diplomasi kuliner dengan membuka restoran Nusa Gastronomy. Chef of The Year 2018 versi Foodies Magazine ini menyatakan bahwa restorannya menyajikan hidangan otentik yang mengandung cerita budaya di balik setiap menunya. Ragil yang juga meraih penghargaan Award of Excellence sebagai Asian Cuisine Chef of the Year pada World Gourmet Summit 2018, kadang bepergian ke luar negeri. Ia menekankan bahwa menarik minat orang untuk datang ke Indonesia sangat penting.

“Ketika orang-orang berbondong-bondong ke Indonesia untuk mencoba makanan Indonesia, menurut saya itulah esensi utama dari diplomasi kuliner, yaitu mengajak orang mencoba rasa makanan hingga datang ke negara tersebut,” katanya.

Di Los Angeles, Linda Lim telah aktif dalam diplomasi kuliner sejak 2015, bermula dari hobinya dan kecintaannya pada Indonesia serta masakan Indonesia, ia menjadi promotor kuliner. Ragil memilih strategi lain dalam diplomasi kuliner dengan menggali dan memperkenalkan menu baru serta mengutamakan teknik memasak. Ia mengamati bahwa orang non-Indonesia lebih menyukai makanan yang dibakar, seperti seafood bakar ala Makassar atau Bali dan aneka sate.

Berita ini menyoroti pentingnya ‘food diplomacy’ sebagai alat efektif untuk mempromosikan budaya suatu negara di kancah internasional. Melalui tokoh-tokoh seperti William Wongso dan Ragil Imam Wibowo, kita dapat melihat bagaimana makanan dapat menjadi duta yang kuat dalam mengenalkan kekayaan budaya Indonesia. Restoran seperti Nusa Gastronomy di Jakarta dan upaya Linda Lim di Los Angeles menunjukkan bahwa kuliner tidak hanya tentang rasa, tetapi juga tentang cerita dan tradisi yang menyertainya. Dengan semakin maraknya media sosial, antusiasme global terhadap rasa otentik semakin meningkat, menjadikan ‘food diplomacy’ sebagai strategi yang semakin relevan untuk menarik minat wisatawan dan memperkuat identitas budaya di dunia internasional.

Pagelaran Kenduri Seni Melayu 2024: Melestarikan Budaya Melayu di Batam

BATAM – Pagelaran Kenduri Seni Melayu (KSM) kembali dihelat di Area Parkir Kawasan Harbour Bay, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) pada tanggal 7-9 Juni 2024. Acara yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Batam ini mengangkat tema “Membalut Seni Dalam Tradisi” dan menampilkan rangkaian atraksi kesenian Melayu, Nusantara, serta dari negara-negara rumpun Melayu.

(Sumber : https://images.app.goo.gl/9FLXssQdFqLe9vCH8)

Kenduri Seni Melayu kali ini menghadirkan berbagai kegiatan menarik, termasuk pertunjukan seni yang lebih variatif, seminar budaya, permainan rakyat, pameran koleksi Museum Raja Ali Haji, serta bazaar kuliner dan UMKM. Malam pembukaan dimeriahkan dengan lantunan lagu-lagu, musik, dan tari-tarian Melayu, yang berhasil menciptakan suasana meriah.

Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, mengajak seluruh masyarakat untuk turut serta memeriahkan acara ini. “Mari bersama memeriahkan dan melestarikan budaya Melayu di Kepri,” ujarnya, Sabtu (8/6/2024).

Budaya Melayu yang kental di Kota Batam menjadi akar budaya lokal yang kemudian dimanifestasikan dalam event tahunan ini. Pagelaran ini memberikan kesempatan kepada para pelaku seni untuk menampilkan kreativitas mereka, sekaligus melestarikan budaya Melayu di Batam.

Sejalan dengan agenda Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Kenduri Seni Melayu terpilih sebagai salah satu dari 110 Karisma Event Nusantara (KEN). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dan menggerakkan wisatawan nusantara agar berwisata di Indonesia.

“Kenduri Seni Melayu merupakan upaya menumbuhkembangkan seni budaya Melayu di Kota Batam sekaligus menjadi daya tarik wisata. Kegiatan ini juga diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan jumlah wisatawan dan berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat setempat,” kata Nia Niscaya, Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama, dalam pembukaan acara Kenduri Seni Melayu.

Tahun ini, acara tersebut juga mengundang seniman dari Brunei Darussalam dan Kuala Lumpur untuk memperkenalkan dan memeriahkan kesenian Melayu, menambah warna dan keragaman dalam pagelaran tersebut.

 

Pelestarian Budaya oleh Muda Mudi Bandung dengan Menggelar Festival Budaya, Olahraga, dan Jajanan Anak Muda (Bojana)

Berdasarkan berita dari DetikJabar, anak muda di Bandung menunjukkan inisiatifnya untuk melestarikan budaya atau dalam bahasa Sunda nya “Ngamumule” dengan melangsungkan Festival Budaya, Olahraga, dan Jajanan Anak Muda (Bojana) pada tanggal 25 sampai 26 Mei 2024. 

(Sumber : https://images.app.goo.gl/Gk1vzDuSDJraDN6W8)

Festival dilangsungkan sebagai sebuah misi untuk melestarikan budaya dan olahraga yang ada di Indonesia. Festival tersebut tentunya diinisiasi oleh Lukis Creative yang merupakan perwujudan simbol anak muda dan yang menjadi ketua penyelenggaranya adalah Dinar Adhiyanti. Berlokasikan di Bandung, lebih tepatnya di Kiara Artha Park yang merupakan salah satu ikon pariwisata Kota Kembang. Pada festival ini, terdapat lebih dari 40 varian jajanan dan makanan khas Indonesia yang tentunya sebagai magnet bagi para pengunjung. 

 

Menurut Dinar Adhiyanti, Festival Bojana bertujuan untuk mengajak anak muda untuk turut serta dalam pelestarian budaya Indonesia dengan variasi jajanan dan makanan khas Indonesia yang melimpah, serta festival olahraga yang dapat diikuti. Berdasarkan rundown yang ada, acara dimulai dengan fun bike collaboride yang digelar pada hari Sabtu (25/5) yang bertepatan dengan Road to World Bicycle Day 2024 dan pendaftaraan dapat dilakukan ditempat acara. Selanjutnya acara digelar pada Minggu (26/5) yakni penyelenggaraan sesi olahraga bersama Beddu dan komunitas Roundnet Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan zumba yang dipandu oleh Asri Welas yang merupakan ambassador Zumba Indonesia. Bersamaan di hari itu, terdapat perlombaan yang diperuntukkan untuk anak usia 3 sampai 6 tahun yakni lomba mewarnai dan untuk anak 7 sampai 12 tahun adalah lomba menggambar. 

 

Pada Acara kick off Festival Bojana 2024 turut dimeriahkan oleh beberapa artis ternama seperti Andien, Asri Welas, Beddu, Candil feat Odeu & Hilal NAFF Band, juga MLU featuring Gangga dan Rudy Nugraha. Untuk hostnya adalah Shita Priwit, dan tentunya acara diselenggarakan tanpa biaya atau gratis untuk seluruh pengunjung. 

Menggali Potensi Budaya: Kunci Sukses Pembangunan Berkelanjutan

Jakarta- Berdasarkan berita yang diperoleh pada laman TribunSumsel.com menggarisbawahi bahwa kebudayaan belum menjadi fokus utama dalam kebijakan. Meskipun seringkali hanya dianggap sebagai pelengkap atau hiburan semata dalam ruang publik, kebudayaan sebenarnya memiliki potensi besar dalam membangun peradaban suatu wilayah.

Kongres Kebudayaan Indonesia tahun 2023 menyoroti pentingnya peran kebudayaan dalam pembangunan nasional. Penelitian yang dirilis oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) menunjukkan bahwa ada korelasi kuat antara Indeks Pembangunan Kebudayaan dengan indikator-indikator lain yang mencerminkan kondisi ekonomi, sosial, dan politik suatu negara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi dimensi ekonomi budaya dalam Indeks Pembangunan Kebudayaan, semakin rendah tingkat kemiskinan masyarakatnya. Peningkatan dalam dimensi ekonomi budaya memiliki dampak yang negatif terhadap tingkat kemiskinan, dengan nilai korelasi sebesar minus 0,31. Artinya, peningkatan ekonomi budaya berpotensi mengurangi tingkat kemiskinan, sementara penurunannya dapat meningkatkan kemiskinan.

Mengacu pada hal tersebut, pentingnya menghargai dan melestarikan budaya sebagai milik publik untuk memberi manfaat bagi generasi saat ini dan mendatang menjadi sorotan utama. UNESCO telah mengakui Indonesia sebagai negara adidaya budaya sejak 2017, menunjukkan kekayaan sumber daya budaya yang tinggi di negaranya. Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa kekuatan budaya merupakan modal utama dalam pembangunan negara, menyebut kebudayaan sebagai “DNA” bangsa Indonesia. Jika dimanfaatkan dengan baik, kebudayaan dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial dan ekonomi.

Contoh negara seperti Amerika Serikat, India, dan Korea Selatan menunjukkan bahwa industri budaya seperti film dan musik dapat memberikan pendapatan besar dan penyerapan tenaga kerja yang signifikan. Indonesia, dengan kekayaan budaya di berbagai daerah, memiliki potensi besar untuk mengembangkan sumber daya ini sebagai pengungkit ekonomi dan sosial. Pemimpin daerah berperan penting dalam memaksimalkan potensi budaya melalui pembinaan dan pelestarian budaya lokal. Data Pokok Kebudayaan bisa menjadi dasar untuk mengukur potensi daerah dan menyusun Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah. Proses melindungi, mengembangkan, memanfaatkan, dan membina potensi budaya dapat memberikan kontribusi besar bagi pembangunan daerah dan mempercepat roda pembangunan jika seni budaya dikerjasamakan dengan dunia usaha.

Pemprov DKI Jakarta Gelar Serangkaian Acara Meriah untuk Peringati HUT ke-497 Kota Jakarta

Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-497 Kota Jakarta, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menyelenggarakan serangkaian acara meriah pada Minggu, 19 Mei 2024. Acara yang berlangsung di Bundaran HI, Jakarta Pusat ini dijadwalkan mulai pukul 06.00 hingga 10.00 WIB dan akan bertepatan dengan Car Free Day (CFD) di sepanjang Jalan MH Thamrin hingga Jalan Jenderal Sudirman.

Menurut informasi yang diperoleh dari Sindonews.com, dalam acara tersebut akan ada berbagai atraksi seni dan budaya untuk menghibur masyarakat. “Kegiatan tari kicir-kicir akan digelar di sekeliling Bundaran Hotel Indonesia (HI), serta berbagai atraksi budaya seperti Gondel atau gotong ondel-ondel, pertunjukan Tarian Betawi, dan penampilan menarik lainnya,” kata Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Afan Adriansyah Idris, pada Sabtu (18/5/2024).

Pemprov DKI juga telah mempersiapkan rekayasa lalu lintas melalui Dinas Perhubungan (Dishub) untuk mendukung kelancaran acara. Penutupan ruas jalan akan dilakukan di Jalan Jenderal Sudirman, mulai dari Bundaran Patung Pemuda hingga Jalan MH Thamrin yang dimulai dari Bundaran Air Mancur Patung Kuda. Rekayasa lalu lintas ini akan mengalihkan arus kendaraan melalui rute alternatif yang telah ditentukan, sebagaimana diumumkan oleh akun Instagram @dishubdkijakarta.

Kegiatan ini tidak hanya memperingati hari jadi kota Jakarta, tetapi juga memperlihatkan upaya pemerintah dalam melibatkan masyarakat melalui acara-acara yang menarik dan mendidik. Acara Car Free Day (CFD) yang digelar bersamaan dengan pencanangan HUT ini merupakan langkah positif dalam mengurangi polusi udara dan memberikan ruang bagi warga Jakarta untuk menikmati ruang publik tanpa kendaraan bermotor. Atraksi seni dan budaya yang telah disiapkan, seperti senam kicir-kicir dan pertunjukan Tarian Betawi, menunjukkan komitmen Pemprov DKI dalam melestarikan budaya lokal dan memberikan hiburan yang edukatif bagi masyarakat.

Langkah-langkah rekayasa lalu lintas yang direncanakan oleh Dinas Perhubungan juga patut diapresiasi. Dengan penutupan dan pengalihan arus lalu lintas, Pemprov DKI menunjukkan keseriusannya dalam mengatur lalu lintas agar acara dapat berjalan lancar tanpa mengganggu kenyamanan warga yang tidak berpartisipasi. Namun, komunikasi dan sosialisasi yang baik kepada masyarakat mengenai perubahan lalu lintas ini sangat penting untuk menghindari kebingungan dan memastikan semua pengguna jalan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.

Secara keseluruhan, inisiatif ini adalah contoh yang baik dari bagaimana pemerintah daerah dapat merayakan sejarah dan budaya kota dengan cara yang inklusif dan berwawasan lingkungan. Saya berharap acara ini berjalan sukses dan dapat menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di Indonesia dalam menggelar acara serupa.

Degradasi Bahasa Betawi di Masa Perkembangan Zaman

(Sumber : kompas.id/Dhanang David Aritonang)

Dilansir dari berita yang diterbitkan oleh KOMPAS.id mengenai ancaman penggusuran wilayah-wilayah Betawi dan bagaimana bahasa Betawi yang semakin terlupakan oleh generasi-generasi muda. Juga upaya untuk melestarikan bahasa betawi dengan menerbitkan karya sastra dengan menggunakan bahasa Betawi. Semua pembahasan akan berpaku pada pembukaan acara diskusi buku Pendekar Bahasa dan Budaya, di Bentara Budaya Jakarta. 

Seperti yang dikemukakan oleh Abdul Chaer yang merupakan penulis serta ahli linguistik, menurutnya, kampung-kampung Betawi yang mulai tergusur merupakan alasan utama bahasa betawi menjadi memudar. Hal tersebut dikarenakan masyarakat aslinya yang mulai berpindah tempat dan memulai kehidupan di wilayah baru, seperti ke wilayah Bogor dan Karawang. Abdul Chaer melakukan pencariannya untuk menggali sejauh mana bahasa Betawi diketahui oleh masyarakat DKI Jakarta. Ia memulai pencariannya dengan menjelajahi wilayah Cibarusa sampai Citeureup, dari sekitaran Karet sampai Tanah Abang dengan obrolan-obrolan yang dilontarkan kepada masyarakat untuk mengetahui kosakata dalam bahasa Betawi. Sedikitnya, masyarakat hanya mengetahui bahasa Betawi dasar dan beberapa menyebutkan dalam bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia. 

Masyarakat menggunakan bahasa Betawi sebagai bahasa percakapan, di mana hanya digunakan pada sesama betawi saja. Di lain orang yang bukan Betawi, mereka tidak akan menggunakan bahasa Betawi. Pendatang yang notabene nya masyarakat luar betawi kerap kali mengasingkan bahasa Betawi dalam percakapannya. Hal tersebut semakin membuat bahasa Betawi terpinggirkan. 

Dalam agenda lain, bahasa Betawi dikenal oleh beberapa masyarakat luar wilayah Betawi, seperti Bogor dan Karawang. Ini adalah akibat dari penggusuran wilayah di DKI Jakarta. Sehingga, tidak harus menjadi ketakutan besar bahwa bahasa Betawi akan punah. Karena pada konteks ini, masyarakat Betawi hanya melupakan beberapa kosakata Betawi saja. Penggunaan kata “elo gue” dan imbuhan -in juga masih dilafalkan oleh orang Betawi, bahkan pendatang dari daerah lain juga mulai mengadaptasi ke dalam bahasa keseharian mereka. 

Pernyataan lain diungkapkan oleh Muhadjir, yang merupakan ahli linguistik. Menurutnya, bahasa Betawi memiliki keragaman kosakata dan masih menjadi perdebatan dengan dialeknya yang dianggap sebagai bahasa Melayu dengan dialek Jakarta. Berdasarkan dialek, bahasa Betawi memiliki keragaman yang digunakan dalam wayang kulit Betawi, teater lenong dan topeng. Sekitar tahun 1911, ada warga keturunan Arab di Jakarta yang menulis karya sastra menggunakan bahasa Betawi. Dari hal tersebut, karya-karya sastra mulai berkembang dan bervariasi seperti karya tentang Nyi Saidah yang termuat dalam koran Melayu di Batavia tempo dulu. Cerita Panji dalam Sastra Pecenongan oleh Muhammad Bakir, juga siaran televisi yang berjudul Si Pitung dengan ciri khasnya menggunakan dialog bahasa Betawi. 

Dari hal ini, menurut Ivan Lanin, perlu pemerhatian dari masyarakat mengenai slogan yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu “Utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing”. 

Facebook
LinkedIn
WhatsApp
X
Telegram

Pemertahanan Budaya: Upaya Unit Pengelola Kampung Budaya Setu Babakan Dalam Memperkenalkan Budaya Betawi

(Sumber: https://images.app.goo.gl/oFyxdEjpUacmgv1YA)

Mahasiswa program studi Manajemen, Hannan Ghifari, melakukan wawancara kepada UPK PBB (Unit Pengelola Kegiatan Perkampungan Budaya Betawi) Setu Babakan pada tanggal 15 Desember 2022.

 

Dalam wawancara tersebut, Hannan menanyakan perihal tentang upaya yang dilakukan oleh Unit Pengelola Kegiatan Perkampungan Budaya Betawi dalam memperkenalkan kebudayaan Betawi. Bapak Jaka selaku ketua UPK PBB menjelaskan bahwa ada beberapa strategi yang dilakukan untuk memperkenalkan kebudayaan Betawi. “Untuk memperkenalkan budaya Betawi, khususnya di Setu Babakan ini kami sering menampilkan beberapa kebudayaan yang cukup rutin di tiap minggunya dan di hari-hari tertentu. Untuk kegiatan rutin tiap minggu, kami sering melakukan latihan di sanggar. Baik latihan musik tradisional, tari, ataupun seperti silat. Sementara itu untuk kegiatan di hari tertentu biasanya kami menampilkan pertunjukan musik betawi, teater, dialek, dan sejenisnya” ujar Pak Jaka. Lebih detail, Bapak Jaka Selaku ketua UPK PBB menjelaskan bahwa dalam beberapa waktu kedepan akan ada perkembangan terhadap tempat-tempat tertentu di kawasan Setu Babakan guna memperkental kebudayaan Betawi agar lebih dikenal oleh masyarakat sekitar.

 

Dalam perbincangan tersebut, Hannan juga menanyakan tentang siapa saja yang mengelola UPK PBB di Setu Babakan, dan didapati jawaban bahwa yang mengelola UPK PBB tersebut ialah kepala UPK PBB yang bertanggung jawab kepada atasannya yaitu Kepala Dinas, serta Kepala Dinas akan bertanggung jawab kepada Gubernur. Selain itu, dalam pengamatannya Hannan menjelaskan tentang pelayanan yang diberikan kepada pengunjung. Hannan menjelaskan bahwa pelayanan di UPK PBB sudah baik, ditandai dengan pelayanan pegawai sekitar yang ramah ketika pengunjung bertanya dan meminta bantuan. Disamping itu kebersihan  lingkungan sekitar juga merupakan salah satu pelayanan yang cukup baik.

 

Sebagai penutup, Hannan menjelaskan tentang strategi promosi yang dilakukan UPK PBB. Dalam upayanya, UPK PBB melakukan promosi dengan cara membuat konten di media sosial agar terlihat oleh banyak masyarakat luas, dan serta tidak adanya biaya masuk ke UPK PBB juga merupakan salah satu strategi untuk menarik pengunjung.  Dengan demikian, UPK PBB sudah melakukan pemertahanan budaya melalui kegiatan-kegiatan yang ditunjukan di Setu Babakan.