Peran Kraton Yogyakarta dalam Membangun Identitas, Representasi, dan Makna Budaya pada Taman Sari
Taman Sari dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1757. Taman sari atau yang sering disebut dengan Water Castle ini merupakan pesanggrahan Sultan Jogja dan keluarganya. Pesanggrahan ini memiliki komponen pertahanan sehingga dahulu Tamansari juga digunakan sebagai tempat perlindungan. Dalam beberapa dekade terakhir, Taman Sari telah menjadi daya tarik wisata yang signifikan di Yogyakarta. Lokasi yang memiliki banyak peninggalan sejarah masa lampau kerap kali dimanfaatkan sebagai tempat wisata edukasi. Taman Sari memberikan pelajaran berharga mengenai sejarah kerajaan Yogyakarta dan pengaruh berbagai budaya yang ada.
Secara filosofis, Taman Sari melambangkan harmoni antara manusia dan alam. Kolam-kolam air yang ada di dalamnya tidak hanya berfungsi sebagai tempat rekreasi, tetapi juga sebagai simbol kesucian dan keseimbangan dengan alam. Taman Sari merupakan tempat yang tidak hanya menyimpan sejarah, tetapi juga menjadi ruang refleksi spiritual bagi para sultan dan keluarganya, melalui ritual dan kegiatan yang dilakukan di Taman Sari, nilai-nilai budaya dan spiritualitas terus dilestarikan
Tahun 2021 pada saat pandemi covid, kemenparekraf bekerjasama dengan masyrakat untuk menerapkan konsep pariwisata dalam bentuk budaya yang bernama POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata). Terdapat beberapa elemen pada situs komunitas lokal, yaitu pelaku pariwisata, perizinan, lalu ada stakeholder. POKDARWIS sendiri sudah terdaftar pada peraturan gubernur daerah istimewa Yogyakarta nomor 40 tahun 2020 tentang kelompok sadar wisata/kampung wisata.
Keraton Yogyakarta berperan penting dalam membangun dan mempertahankan identitas budaya Taman Sari melalui pelestarian arsitektur, ritual, dan acara budaya. Selain itu, masyarakat lokal juga terlibat aktif dalam pengembangan potensi wisata Taman Sari, melalui peran serta mereka dalam pelestarian budaya dan ekonomi lokal. Dengan kolaborasi antara Keraton, pemerintah daerah, dan masyarakat, Taman Sari berhasil mempertahankan keberadaannya sebagai simbol identitas dan kekuatan budaya Yogyakarta di tengah arus globalisasi.